- "Buku adalah gudang ilmu, membaca dan bertanya adalah kunci-kuncinya" -

Monday, September 23, 2013

Adab Murid kepada Guru

Allah Yang Maha Mulia berfirman
{ فَإِنِ اتَّبَعْتَنِيْ فَلَا تَسْأَلْنِيْ عَنْ شَيْءٍ حَتَّى أُحْدِثَ لَكَ مِنْهُ ذِكْرًا }


“Dia berkata ‘jika engkau mengikutiku, maka janganlah engkau menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku menerangkannya kepadamu’.” (Surat Al Kahfi : 70)



Adab pelajar kepada gurunya sangat banyak sekali, diantaranya:

1. Mencari ilmu tidak cukup hanya berguru (mengandalkan) kepada kitab, karena dikhawatirkan adanya salah cetak dan salah paham lalu tersesat. Maka melakukan istikharah (minta petunjuk) kepada Allah Yang Maha Mengetahui dan musyawarah kepada orang shalih agar ditunjukkan guru yang terbaik untukmu, sebelum memulai belajar kepada beliau. Karena jika sudah mulai belajar kepada seorang guru, lalu tidak cocok dan berhenti belajar itu dapat menyakiti perasaan beliau, tentu hal ini dapat mengurangi manfaat dan keberkahan ilmu. 
Mencari guru yang shalih, ahli di bidangnya, dan cara mengajarnya bagus.
Lalu mematuhi perintah dan nasehat beliau, sebagaimana pasien mematuhi perintah dokter.


2. Jika ingin menemui beliau, minta izin terlebih dahulu, lalu mengucapkan salam dan mencium tangannya. Dan tidak meminta izin berkali-kali, akan tetapi jika sekali tidak diberi maka berpamitan karena mungkin beliau sedang sibuk atau tidak ingin ditemui dan diganggu.


3. Jika memanggil beliau, mendekat kepadanya (tidak memanggilnya dari jauh) dan disertai penghormatan seperti “Ustad A” dan “Pak B”, tidak menyebut namanya saja seperti “A”.


4. Jika ingin berbicara atau bertanya, minta izin beliau terlebih dahulu dan sebaiknya tidak banyak bicara. Apalagi ketika beliau sedang jenuh atau gelisah maka tidak banyak bertanya.
Tidak menentang perkataan beliau, seperti “akan tetapi, apa yang disampaikan profesor A berbeda dengan yang Bapak sampaikan”.
Tidak tersenyum atau tertawa ketika berbicara dengan beliau. Kecuali jika beliau sedang bergurau, maka tersenyum dengan sopan demi menjaga wibawa dan kehormatannya.


5. Ketika beliau ada di hadapanmu maka tidak berbicara dengan teman sebelah, tidak menoleh ke kanan-kiri akan tetapi menundukkan pandangan, diam dan sopan sebagaimana ketika sholat, serta tidak bersandar (pada dinding atau tangan).


6. Jika beliau berbuat atau berkata kasar, maka bersabar, memaafkannya, dan melupakan kekasarannya, lalu mengembalikan itu semua kepada diri sendiri (“mungkin beliau kasar kepadaku karena beliau sedang ada masalah” atau “ini salah saya karena masih kurang sopan kepada beliau”).


7. Jika beliau datang atau berdiri dari tempat duduknya, maka berdiri untuk menghormatinya, dan tidak menarik pakaiannya, serta tidak berbicara atau bertanya kepadanya, akan tetapi menunggu beliau sampai di tempat duduknya atau rumahnya.


8. Jika berjalan, berada di belakang beliau siang hari, di depannya pada malam hari. Dan melindunginya dari desakan. Jika diajak bicara, maka berada di sisi kanan beliau dan sedikit kebelakang.


9. Tidak berburuk sangka kepada beliau jika melakukan perbuatan yang menurutmu itumelanggar agama. Karena kamu belum mengetahui benar atau salah yang sesungguhnya, disebabkan keterbatasan ilmu kamu.


10. Meyakini bahwa beliau telah sempurna, agar senantiasa semangat belajar dan tidak meremehkannya.


11. Melayani beliau sebagaimana pembantu melayani majikannya, dan berusaha untuk mencari ridhanya (kerelaannya), serta senantiasa menghormati beliau dan keluarganya.


12. Tidak melupakan jasa beliau, mendoakannya, menziarahi kuburnya, beramal atas nama beliau agar pahalanya bertambah dan dosa-dosanya diampuni.


13. Dan lain-lain.


NB : tidak beradab kepada guru adalah salah satu penyebab sulit memahami dan menghafal pelajaran, ilmu tidak bermanfaat, hidup sengsara, berdosa, dll.

0 comments:

Post a Comment

 
Terima Kasih atas kunjungan Saudara... Semoga bermmanfaat ^_^